Tarawangsa: Melodi Syahdu Alat Musik Gesek Tradisional Sunda

Tarawangsa adalah sebuah alat musik gesek tradisional yang memiliki tempat istimewa dalam khazanah seni musik Sunda, Jawa Barat. Berbeda dengan rebab yang lebih umum dikenal, Tarawangsa memiliki ciri khas bentuk dan jumlah dawai yang biasanya berjumlah dua atau tiga. Suara yang dihasilkan oleh Tarawangsa memiliki karakter yang mendalam, syahdu, dan seringkali menciptakan suasana sakral atau khidmat dalam berbagai upacara adat maupun pertunjukan seni.

Secara fisik, Tarawangsa memiliki bentuk yang unik. Badannya terbuat dari kayu, seringkali kayu kemiri atau kayu lain yang memiliki kualitas resonansi baik. Lehernya pendek dan lurus, berbeda dengan lengkungan pada rebab. Jumlah dawai yang sedikit, antara dua atau tiga, juga menjadi pembeda utama. Dawai ini biasanya terbuat dari logam atau serat alami yang menghasilkan suara khas ketika digesek dengan alat penggesek (bow) yang terbuat dari kayu dan rambut kuda.

Dalam tradisi Sunda, Tarawangsa seringkali tidak dimainkan sendiri, melainkan berpasangan dengan alat musik petik yang disebut Jentreng. Kombinasi suara antara gesekan lembut Tarawangsa dan petikan ritmis Jentreng menciptakan harmoni yang unik dan memikat. Perpaduan kedua alat musik ini seringkali mengiringi berbagai ritual adat, seperti upacara pertanian, penyambutan tamu penting, atau bahkan pertunjukan seni yang bersifat sakral.

Melodi yang dihasilkan oleh Tarawangsa cenderung memiliki karakter yang meditatif dan menyentuh hati. Alunan nadanya yang panjang dan berkelanjutan mampu menciptakan suasana yang khusyuk dan membawa pendengar ke dalam dimensi spiritual. Dalam beberapa konteks, musik Tarawangsa dipercaya memiliki kekuatan magis atau dapat menjadi medium penghubung dengan leluhur.

Meskipun mungkin tidak sepopuler alat musik Sunda lainnya seperti Angklung atau Gamelan, Tarawangsa tetap dijaga dan dilestarikan oleh komunitas-komunitas seni tradisional di beberapa daerah di Jawa Barat, terutama di daerah Priangan. Upaya regenerasi pemain Tarawangsa terus dilakukan melalui pendidikan informal di lingkungan masyarakat adat maupun melalui sanggar-sanggar seni.

Pertunjukan Tarawangsa seringkali memiliki durasi yang cukup panjang dan bersifat repetitif, menciptakan suasana yang mendalam dan kontemplatif bagi pendengar.

journal.pafibungokab.org

learn.pafipemkotkerinci.org

news.pafipemkotpalopo.org