Mengenal Adat Tuno Manuk: Simbol Keberanian dan Kehormatan dalam Ritual Lamaholot

Indonesia kaya akan ragam budaya, dan Nusa Tenggara Timur menyimpan banyak tradisi unik yang masih lestari hingga kini. Salah satunya adalah ritual adat Lamaholot, sebuah rangkaian upacara sakral yang sarat makna. Di dalam ritual ini, terdapat sebuah tradisi menarik bernama Tuno Manuk, yang secara harfiah berarti “membakar ayam.” Lebih dari sekadar membakar unggas, Tuno Manuk menyimpan filosofi mendalam tentang keberanian, kehormatan, dan hubungan antara manusia dengan alam serta leluhur.

Adat Tuno Manuk merupakan bagian penting dalam berbagai upacara adat Lamaholot, mulai dari upacara pernikahan, pembangunan rumah adat, hingga upacara kematian. Prosesi ini biasanya dilakukan oleh tokoh adat atau sesepuh kampung yang memiliki pemahaman mendalam tentang makna dan tata caranya. Ayam yang dipilih pun bukanlah ayam sembarangan. Biasanya, ayam jantan dengan warna dan ciri tertentu yang dianggap memiliki simbol khusus yang digunakan dalam ritual ini.

Pelaksanaan Tuno Manuk melibatkan pembakaran ayam secara utuh di atas bara api. Sambil proses pembakaran berlangsung, মন্ত্র-মন্ত্র (mantra-mantra) dilantunkan sebagai bentuk komunikasi spiritual dengan leluhur dan penguasa alam. Asap yang mengepul dari pembakaran ayam dipercaya sebagai perantara pesan dan doa dari masyarakat kepada kekuatan-kekuatan spiritual tersebut.

Lebih jauh, Tuno Manuk melambangkan pengorbanan dan persembahan. Masyarakat Lamaholot mempersembahkan yang terbaik dari mereka, dalam hal ini seekor ayam yang sehat dan gagah, sebagai wujud syukur, permohonan berkat, atau penebusan dosa. Tindakan membakar ayam juga mengandung makna simbolis tentang membersihkan diri dari hal-hal negatif dan memulai lembaran baru dengan hati yang suci.

Selain itu, Tuno Manuk juga menjadi simbol keberanian dan kejantanan, terutama dalam konteks upacara yang melibatkan kaum pria. Prosesi ini seringkali menjadi momen bagi para pemuda untuk menunjukkan ketangguhan dan rasa hormat mereka terhadap tradisi dan leluhur. Cara ayam terbakar dan kondisi abunya setelah prosesi selesai juga seringkali diinterpretasikan sebagai pertanda atau petunjuk mengenai jalannya upacara atau kehidupan masyarakat ke depan.Melalui adat Tuno Manuk, masyarakat Lamaholot tidak hanya melestarikan warisan budaya leluhur, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan spiritual.

journal.pafibungokab.org

learn.pafipemkotkerinci.org

news.pafipemkotpalopo.org