Obsesi Bung Karno Pindahkan Ibu Kota Negara: Visi Jauh ke Depan

Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, memiliki visi jauh ke depan untuk memindahkan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta. Obsesi ini bukan sekadar wacana, tetapi telah dipertimbangkan secara matang dengan berbagai alasan yang kuat. Salah satu alasan utamanya adalah Jakarta yang dinilai sudah terlalu padat dan rawan bencana.

Visi dan Alasan Pemindahan

Soekarno menginginkan IKN yang representatif sebagai simbol negara yang besar dan berdaulat. Ia membayangkan IKN yang modern, tertata rapi, dan memiliki infrastruktur yang memadai. Selain itu, pemindahan IKN juga bertujuan untuk:

  • Mengurangi beban Jakarta sebagai pusat Ibu Kota Negara pemerintahan dan bisnis.
  • Menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar Jawa.
  • Mewujudkan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
  • Memperkuat identitas nasional.

Palangkaraya Sebagai Kandidat Kuat

Pada tahun 1957, Soekarno sempat melontarkan ide untuk memindahkan IKN ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Ia menilai Palangkaraya memiliki lokasi yang strategis, lahan yang luas, dan potensi untuk dikembangkan menjadi kota modern. Namun, rencana ini akhirnya tidak terwujud karena berbagai kendala, termasuk kondisi politik dan ekonomi pada saat itu.

Inspirasi dari Brasilia

Obsesi Soekarno untuk memindahkan IKN semakin menguat setelah ia mengunjungi Brasilia, ibu kota Brasil, pada tahun 1959. Ia terkesan dengan tata kota Brasilia yang modern dan terencana. Soekarno berharap Indonesia juga memiliki IKN yang serupa.

Warisan Visi Soekarno

Meskipun tidak terwujud di masanya, visi Soekarno tentang pemindahan IKN tetap hidup dan menjadi inspirasi bagi generasi penerus. Kini, obsesi Soekarno diwujudkan melalui pembangunan Ibu Kota Nusantara(IKN) di Kalimantan Timur.

Pentingnya Visi Jauh ke Depan

Obsesi Soekarno tentang pemindahan IKN menunjukkan pentingnya visi jauh ke depan dalam membangun negara. Visi yang kuat dan terencana dapat menjadi landasan bagi pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan.

Selain itu, Soekarno juga menginginkan IKN yang dapat menjadi simbol persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Ia berharap IKN dapat menjadi tempat di mana semua suku, agama, dan ras dapat hidup berdampingan secara harmonis. Visi Soekarno ini menjadi landasan bagi pembangunan IKN Nusantara yang inklusif dan berkelanjutan.

journal.pafibungokab.org

learn.pafipemkotkerinci.org

news.pafipemkotpalopo.org